"No Women No Cry......"
"No Women No Cry......"
Salah satu hit legendaris Bob Marley malam itu mengalun dengan irama pelan di sebuah tempat hiburan malam Surabaya....
Musik Regae selalu memiliki penggemar yang fanatik. Aliran musik yang diperkirakan muncul mulai tahun 1968 dan populer di Jamaika ini memunculkan beberapa musisi legendaris. Mulai dari Bob Marley dan di Indonesia muncul Imanez hingga grup band Steven and coconut tree. Dengan gaya dandanan yang nyentrik dengan ciri khas rambut gimbalnya, gerak dan hentakan badan seperti menari dengan iringan musik yang khas, bagi para penikmat aliran musik ini menjadi bentuk semangat anti kekerasan, anti kemapanan, dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas.
Pada setiap pertunjukannya Steven and coconut tree selalu mengusung beberapa hit legendaris dari Bob Marley dan beberapa lagu ciptananya sendiri. Syair-syair berisi kritikan, protes, semangat, dan bahkan cenderung 'nakal' mampu menghipnotis pendengarnya untuk ikut bergoyang dalam alunan musik regae ini...
31 Agustus 2007
"Steven and coconut treez in action..."
"Oh...... Jetty"
"Kera Sakti"
13 Agustus 2007
" Pujangganom"
Meski kesenian tradisional semakin tergeser oleh kemajuan jaman, tetapi kesenian khas Reog Ponorogo ini masih tetap mampu bertahan dan bersaing dengan hiburan modern. Kelompok reog dari daerah Kertajaya (Surabaya) ini meski tanpa meninggalkan pakem asli dari Ponorogo, selalu berusaha memberikan suguhan hiburan yang atraktif dan benar-benar menghibur..... Meski tanpa meninggalkan pakem aslinya, para seniman reog dari Surabaya ini berusaha mencimtakan cirikhasnya dan gayanya sendiri sebagai salah satu kekayaan budaya kota pahlawan..
Seorang pemain 'pujangganom' atau biasa disebut 'penthulan' dituntut harus biasa melakukan tarian dan aksi akrobatik untuk menarik pengunjung. Untuk bisa menjadi pemain yang hebat dan lentur saat melakukan gerakan tari dan akrobatik, para penari reog mulai belajar pada saat masih usia anak-anak. Bahkan didaerah asalnya banyak terdapat kelompok reog anak-anak.
"Senyum Manis Sang Dewi..."
10 Agustus 2007
"Apaaa...........!!!!!"
"Love is Red...."
Cinta bisa membuat si lemah jadi kuat.... dan si penakut jadi pemberani... Kehadirannya tak pernah bisa di tebak dan tak pernah bisa ditolak.. Sepasang manusia hanya bisa menerima dan menjalaninya saat cinta datang dan menyapa....
"Seperti inikah kita....???
Meski kecelakaan lalu-lintas sering merenggut korban, namun para pemakai jalan masih tetap dengan seenaknya melanggar dan tidak mematuhi peraturan yang ada. Seperti suatu pagi di perlintasan kereta Api jalan Bung Tomo. Pemandangan seperti ini juga sering terlihat di banyak perlintasan kereta api yang lain. Meski ruas jalan hanya untuk satu arah, seorang pengendara ini tidak mau antri menunggu kereta api melintas dan malah menerobos sisi jalan lain yang berlawanan arah. Selain membahayakan jiwanya sendiri, pengendara nakal ini juga membahayakan pengguna jalan yang lain. Meski berbagai tindakan dan kampanye tertib lalu-lintas tak pernah henti-hentinya dilakukan berbagai pihak terkait, akan tetapi pemandangan seperti ini masih tetap sering terlihat.. Atau mungkin memang seperti inikah kesadaran kita sebagai pengguna jalan...???
08 Agustus 2007
"Pangkalan Becak....???"
Angkutan umum yang satu ini memang dikenal sedikit bandel. Tak jarang sering terlihat pengendara becak yang melintas di jalan utama kota Surabaya tanpa pengindahkan rambu-rambu lalu lintas yang ada. Mungkin ini satu-satunya kendaraan yang 'kebal' aturan lalu-lintas. Mengemudikan melawan arus pada salah satu ruas jalan satu arahpun mungkin hal yang sangat biasa bagi para pengendara roda tiga ini.. Salah satu bukti 'kekebalan' terhadap aturan lalu lintas dapat kita temui pada beberapa sudut kota. Tanda rambu lalu lintas becak dilarang masuk di jalan Pemuda ini, justru malah dijadikan sebagai tempat pangkalannya..
"Akupun Bisa Seperti Ronaldo..."
'Siang Di Perempatan Pemuda....'
07 Agustus 2007
'Catwoman'
06 Agustus 2007
'Mentari di Kenjeran'
Deburan ombak dan sentuhan lembut sang surya selalu menemani para nelayan pulang dari laut, dan di bibir pantai keluarga dengan setia menunggu kedatangan para nelayan beserta hasil tangkapannya... Setiap hari pantai kenjeran selalu disibukan dengan berbagai rutinitas para nelayan. Kesederhanaan dan kesahajaan kehidupan para nelayan seolah tak terpengaruh dengan rutinitas dan hiruk pikuk kota Surabaya.